FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN

Pemimpin memiliki tugas menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompok. dari keinginan itu dapat dipetik keinginan realistis yang dapat dicapai. Selanjutnya, pemimpin harus meyakinkan kelompok mengenai apa yang menjadi keinginan realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan. Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam proses dimana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.

Untuk keberhasilan dalam pencapaian sutu tujuan diperlukan seorang pemimpin yang profesional, dimana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. .

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :

•  Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya
Kematangan dan keluasan sosial(Social manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang
 Motivasi dalam dan dorongan prestasi(Inner motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan
 Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para anggotanya

Saya setuju dengan pendapat davis, faktor faktor tersebut memang sudah mencakupi semua faktor yang mempengaruhi kepemimpinan pemimpin juga harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TEORI DAN ARTI PENTING KEPEMIMIPINAN



1.TEORI KEPEMIMPINAN

a) Teori Sifat

Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.

Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif; – kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.

Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.

b) Teori Perilaku

Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:

– Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.

– Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)

c) Teori Situasional

Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah

* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi

Menurut saya teori teori diatas sudah menggambarkan secara jelas dan detail dari pendeskripsian tentang teori kepemimpinan,setelah saya selidiki, semua teori ini sudah ada di para pemimipin kita (Indonesia), dan mayoritas pemimipin kita mengikuti teori sifat, mereka merasa sudah mempunyai , kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.seperti  pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif,  tetapi , tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan. Kalau diminta memilih , saya pilih teori perilaku, mengapa? Mereka yang mengikuti teori ini bukan hanya unggul dalam sifat tetapi mereka juga berusaha agar kemampuan yang mereka miliki relevan dengan efektivitas kerjanya. Untuk pembahasan dari teori situasional, jarang ada pemimpin Indonesia yang mengikuti teori tersebut


2. ARTI PENTING KEPEMIMIPINAN

Pemimpin dikatakan sebagai motor penggerak. Kepemimpinan dalam organisasi merupakan sesuatu yang wajib dalam kehidupan agar kehidupan menjadi teratur dan keadilan bisa ditegakkan, sehingga tidak berlaku hukum rimba.

Tugas seorang pemimpin adalah memahami dan menangani situasi bawahan dari seorang pemimpin dan juga memotivasi dan mendorong mereka untuk bekerja lebih keras.

Kepemimpinan dalam organisasi sangat penting karena dalam keterampilan kepemimpinan yang baik dan efektif membangun, mendorong dan mempromosikan budaya dalam perusahaan yang kuat dan akhirnya mencapai kesuksesan.

Pentingnya kepemimpinan yang efektif memerlukan produktivitas, kepuasaan kerja, kerjasama kelompok, kegiatan terorganisir, semangat karyawan dan koordinasi yang baik untuk mencapai tujuan sebuah organisasi.

Membangun kepercayaan terhadap kepemimpinan adalah tugas dan tanggung jawab pemimpin. Tanpa adanya kepercayaan, produktivitas bisa melemah, peluang-peluang pengembangan dan perbaikan terlewatkan dan kinerja juga manjadi merosot.

Kompenen-komponen yang terdapat dalam kepimpinan yaitu adanya seorang pemimpin, kemampuan pemimpin untuk menggerakan mencapai tujuan organisasi, pengikut orang-orang dibawah otoritas pemimpin, adanya tujuan yang ingin dicapai, dan organisasi tempat dimana kepemimpinan berada. Sehingga, dari 5 komponen ini sangat penting dalam organisasi tanpa ada salah satu dari komponen init maka organisasi tidak akan berjalan semestinya mencapai suatu tujuan.

Saya sangat setuju dengan tulisan diatas, mengapa? Memang arti pentingnya Pemimpin yaitu sebagai motor penggerak. Kepemimpinan dalam organisasi merupakan sesuatu yang wajib dalam kehidupan agar kehidupan menjadi teratur dan keadilan bisa ditegakkan, dan pemimpin dalam sebuah organisasi tidak lepas dari bantuan staffnya demi mencapai tujuan organisasi tersebut, Saya ingin menjadi seorang pemimpin, bukan seorang bos, mengapa begitu? Karena bos cenderung memerintah, sementara pemimpin cenderung mengayomi, bos suka memarahi, pemimpin bisa memotivasi, bos berbicara, sedangkan pemimpin mendengar, dari situ saya dapat kesimpulan saya tidak harus menjadi seorang bos untuk menjadi pimpinan nanti, kepemimpinan datang dari diri sendiri bukan dari jabatan atau gelar pendidikan. “Being a boss is good, but being a leader is awesome”



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

GAYA KEPEMIMPINAN


Ceritakan gaya kepemimipinan apa yang akan anda terapkan, apabila anda dipercaya menjadi seorang pemimpinan dalam sebuah organisasi

Saya menerapkan gaya kepemimpinan demokratis , mengapa? Karena  gaya kepemimpinan ini yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

Sebenarnya saya sudah mendapat mandat untuk menjadi seorang pemimpin di suatu organisasi dalam tahun  2013-2015 ini, dan tanpa basa basi saya mengambil job tersebut , mengapa? Karena saya ingin ikut tanggung jawab dalam organisasi ini, saya ingin keluar dari comfort zone, saya tolak pilih jalan nyaman, jika saya hanya memikirkan kenyamanan, saya hanya mengerjakan yang ada, nyaman dan damai, dengan terlibat dan keluar dari comfort zone, saya bisa ikut menentukan, tidak segalanya sudah ditata, ketika saya ikut turun tangan saya belajar banyak, didorong terus berkembang , belajar integritas, profesionalitas, bagaimana bekerjasama dengan orang lain, belajar memerintah , mengeluarkan kebijakan, dan saya berfikir ini worth it ketika saat bekerja pasca kuliah nanti 

Disitu banyak sekali kendala yang saya alami, dari cemooh masyarakat, bahkan gunjingan dari pihak internal juga, tetapi saya berfikir kewajiban seorang pemimpin adalah bertanggung jawab atas segala keputusannya, kenapa saya berfikir dan yakin akan keputusan saya, karena keputusan itu sudah difikirkan dengan algoritma yang baik dan atas kesepakatan atasan juga. 

Saya ingin menjadi pemimipin yang membawa integritas , membawa nilai dan tentunya dapat langsung ikut serta dalam berbagai kebijakan yang ada dalam suatu organisasi tersebut, saya rasa sudah banyak para kritikus di Indonesia ini, kita butuh seorang pemimpin yang mau ikut turun tangan , pemimpin yang harus mampu mengayomi dan bertanggung jawab atas kebahagiaan kumpulan manusia-manusia yang tak sungkan untuk menuntutnya dan menjatuhkannya jika ia melakukan hal yang mereka tak senangi. Saya ingin menjadi pemimpin seperti itu. Ada cerita lain yang ingin saya sampaikan , kita jangan hanya melihat pembelajaran kepemimpinan dengan perbandingan sesama manusia saja, kitapun harus mengikut sertakan alam sebagai pembelajaran hidup, juga tentang pembelajaran kepemimpinan, pernah suatu hari saya mendapat inspirasi dari hasil membaca artikel dari saudara ““ tentang bagaimana kepemimpinan menurut alam , berikut saya jabarkan:

  • Bulan: selalu menyinari dimalam hari (memberi cahaya diantara kegelapan).
  • Bintang: sebagai petunjuk arah bagi para pengembara (untuk pemberi arahan ke jalan yang benar).
  • Air: selalu turun kebawah, rata, tidak pilih-pilih membasahi (tidak pandang bulu, dan bisa menindak siapapun jika bersalah).
  • Api: menuntaskan semua yang dibakarnya, (kerjanya tuntas tidak setengah setengah ,menyelesaikan hal yang dia mulai).
  • Gunung: tetap berdiri tegak dalam keadaan apapun (teguh pada pendirian dan keyakinan, dan tidak tergoda pada hal negatif).
  • Angin: menyisir dan menjumpai setiap ruang sempit sesempit apapun ruang itu dan menjadi kesegaran dikala gersang (mau masuk dan menjumpai siapa saja dimanapun berada entah itu jorok bersih kotor kumuh, dan memberikan ketenangan).
  • Tanah: walaupun diinjak, diludahi, dan diperlakukan yang negatif, tetap menumbuhkan tanaman (walau dihujat disalahkan difitnah dll, tetap mau memberikan manfaat untuk masyarakat).

Setelah kita membaca ini, timbul pertanyaan, apakah bisa kita belajar memimpin dari alam? Dan apakah kita bisa mengandalkan unsur-unsur alam sebagai pedoman kita?

Saya memang bukanlah orang yang dilahirkan dengan jiwa kepemimpinan yang besar. Namun, saya setidaknya telah mencoba dan memberikan apa yang terbaik yang dapat saya lakukan. Saya pun memang bukanlah orang yang pandai berbicara . Tetapi dari pengalaman tersebut, saya belajar untuk lebih percaya diri, lebih berani tampil dan tentunya belajar membawa perubahan. Intinya, saya masih harus banyak belajar untuk menjadi seorang pemimpin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS